Header Ads

Alasan Saya "Kepincut" Teh Hitam di Coffee Toffee Banjarmasin

DARI berapa kofisyop yang saya kunjungi, rupanya teh hitam sederhana di Coffee Toffee Banjarmasin lah yang menjadi favorit saya, meski sajian kopi hitam di sini juga tidak kalah sedap. Aromanya wangi, kepekatan yang sedang cenderung tebal, hingga rasa sepet lewat tipis-tipis di lidah membuat teh hitam di sini nikmat bagi saya. Bagi saya lho ya.

_____________________________

Oleh: Bhanu Swara Kawula

Ini adalah selera. Tentu saja selera saya dan anda tidak bisa disamakan. Bagi saya, teh hitam di Coffee Toffee itu meski tanpa gula saja sudah terasa manis, bahkan ya, ada hint-hint kurmanya sedikit. Sepet-sepet sedikit kaya teh tubruk jawa. 

Saya sempat bertanya-tanya, teh apa sih yang dipakai di sini, sepertinya sederhana saja, namun barangkali ada pengaruhnya juga dari cangkir keramik ukuran cappucino berwarna krim kecoklatan muda berlogo dan bertuliskan Coffee Toffee itu.

Menyeruput teh dari gelas keramik itu menurut saya punya sensasi rasa yang beda lho kalau dibanding menyeruput teh dari gelas kaca atau besi. Gelas keramik seolah membuat aroma dan rasa teh jadi bulat dan padu. 

Kita tidak membahas soal tata tempat atau kualitas kenyamanan tempat di sini ya. Saya hanya fokus menceritakan pengalaman saya menyeruput teh hitam di sini. Namun bagi saya, suasana tempat di sini oke-oke saja, bagi saya lho ya ini. Nilai lebih di sini adalah hospitality-nya yang baik. Bagi saya malah, sangat baik. Gak tau kalau pembaca punya pengalaman berbeda.

foto: dok.Ichsan Setiawan

Kembali lagi ke teh hitam di sini. Setelah saya renungi, memang sepertinya, ada pengaruh dari cangkir yang menyajikan teh hitam itu. 

Bibir cangkir yang tebal membuat ada sensasi minum teh jadi punya body (kekentalan) yang terasa tebal juga (apa iya? tidak tau lah. Ini menurut saya lho ya, jangan mudah percaya, tapi percayalah saya tidak diendorse dan tidak sedang dibayar sepeser pun oleh Coffee Toffee).

Paling enak menyeruput teh hitam ini sembari memesan tahu goreng dan menu platternya. Kalau ada semacam roti boy gitu sih tambah oke juga, tapi di sini gak ada. Ya tahu goreng bisa jadi pilihan yang pas. 

Kadang-kadang saya jadi kepikiran juga dengan cangkir keramik itu, sambil melihat etalase kaca yang ada dekat bar utama. Melihat kemungkinan gelas itu dijual sebagai merchandise seperti di Starbaks. 

Tapi sepertinya tidak. Saya tidak nyerah dong, coba cari di e-commerce, barangkali ada dan ternyata tidak ada juga saudara-saudara. Kalau dijual, mungkin saya berminat untuk membeli cangkir keramik berlogo Coffee Toffee itu. Dugaan saya, dipakai buat minum air putih saja jadi tambah nikmat pakai gelas itu. Wkwkwkw. Bercanca lho ya ini. 

Nah dari sini saya juga jadi agak bias. Sebenarnya saya suka sama teh hitamnya atau cangkirnya sih. Sementara ini kesimpulan saya dua-duanya perlu padu. Tehnya saja, tapi tidak disajikan dengan cangkir keramik itu akan beda mungkin kesan rasanya. Lalu kalau cangkirnya saja, tapi tehnya beda, hmmm bakalan beda juga sih sepertinya. 

close
pop up banner